kaulah manusia itu
yang tak reti erti hatiku
walau ku cuba bicara seribu
kau tetap diam begitu
kaulah manusia itu
yang tak reti ubat sedihku
aku pula dimarah kamu
kau memang begitu
kaulah manusia itu
yang tak reti kenang yang dulu
sungguh indah masa yang lalu
tapi itukan dulu
kaulah manusia itu
yang tak reti dalami bahasaku
untuk apa lagi kau ku rindu
sedang rindumu pada dia itu
akulah manusianya
yang selalu kau hadiahi kata bergula
tapi semua itu dahulu kala
saat aku dan kamu masih muda
akulah manusianya
yang bijak melahirkan tawa
saat kau sampaikan halwa telinga
oh, alangkah indahnya
dicarutmarutkan dengan penuh maruah oleh si tuan rumah.
No comments:
Post a Comment